Perkembangan islam pada
masa bani umayyah
D
I
S
U
S
U
N
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK Iv
Adi kurniawan
Ainul nardiah siahaan
Edi martuah saragih
Hasanul arifin
Munadya husna
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2010 - 2011
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang masa kekhalifahan Bani Umayyah
beserta struktur-struktur dan para
pemimpin yang ikut serta mendukung perkembangan Islam pada masa tersebut.
Selain itu, disini juga akan membahas beberapa bentuk hasil pencapaian
diantaranya dari segi pendidikan dan ilmu agama.
Pada masa
kekhalifahan bani Umayyah ini, Islam sangat berkembang dan faktor yang
mendukung perkembangan Islam pada saat itu. Selain itu, pada masa ini juga
terjadinya sebab akibat dan faktor yang terjadinya kemunduran dan keruntuhan
kekhalifahan pada masa itu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang
Berdirinya Bani Umayah (41 – 132 H / 661 – 750 M)
Ibu kota
|
: Damaskus
|
Ibu kota dalam
pengasingan
|
: Kordoba
|
Bahasa
|
: Arab
|
: Islam
|
|
: Monarki
|
|
Sejarah
|
|
- Didirikan
|
: 660
|
- Dibubarkan
|
: 750
|
Bani
Umayyah (bahasa Arab: بنو أمية, Banu Umayyah) atau Kekhalifahan
Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama
setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan
sekitarnya; serta dari 756 sampai 1031 di Kordoba, Spanyol. Nama
dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin 'Abd
asy-Syams, kakek buyut dari
khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Muawiyah I.[1]
Bani Umayah
berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu pemimpin
dari kabilah Quraisy. Yang memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman
Jahiliyah yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang
putra. Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti
telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan. Umayah
senantiasa bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf. Sesudah datang
agama Islam persaingan yang dulunya merebut kehormatan menjadi permusuhan yang
lebih nyata. Bani Umayah dengan tegas menentang Rosululloh, sebaliknya Bani
Hasim menjadi penyokong dan pelindung Rosululloh, baik yang sudah masuk Islam
atau yang belum. Bani Umayah baru masuk Islam setelah tidak menemukan jalan
lain, ketika Nabi Muhammad Saw dengan beribu pasukannya menyerbu masuk Mekah.
Dengan demikian Bani Umayah adalah orang-orang yang terakhir masuk agama Islam
pada masa Rosululloh dan salah satu musuh yang paling keras sebelum mereka
masuk Islam.
Setelah mereka
masuk Islam mereka dengan segera memperlihatkan semangat kepahlawanannya agar
orang lupa terhadap sikap dan perlawanannya terhadap Islam sebelum mereka
memasukinya. Sehingga setelah masuk Islam Bani Umayah banyak berbuat jasa-jasa
besar terhadap Islam. Bani Umayah merupakan awal kekuasaan dari berakhirnya
Masa Khulafaur Rosyidin dengan dimulainya kekuasaan Bani Umayah maka dimulailah
semangat politik Islam. Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal
kekuasaan Bani Umayah, pemerintahan yang dulunya bersifat demokratis akhirnya
berubah menjadi monarki heridetis (kerajaan yang turun – temurun) hal ini
dimulai ketika Muawiyah mewajibkan suluruh rakyatnya untuk menyatakan setia
kepada anaknya Yazid. Dia tetap menggunakan istilah kholifah namun memberikan
interpretasi baru dari kata–kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Yakni
dengan menyebut kholifah Allah yaitu penguasa yang dianggap oleh Allah.
B. Para Khalifah Berpengaruh
dari Bani Umayyah
Dinasti Bani
Umayah yang didirikan oleh Muawiyah berumur sekitar 90 tahun. Adapun nama-nama
kholifah yang telah memimpin adalah :
Ø Muawiyah ibn Abi Sufyan (41 – 61 H / 661 -680 M)
Ekspansi yang terhenti
pada masa khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Di zaman
Muawiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Di sebelah timur, Muawiyah dapat menguasai
daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan, sampai ke Kabul. Angkatan
lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.
Di samping ekspansi
kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai
bidang. Muawiyah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan me¬nyediakan
kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha
menertibkan angkatan bersenjata dan pencetak mata uang. Pada masanya, jabatan
khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri, Qadhi
adalah seorang spesialis di bidangnya.
Meskipun keberhasilan
banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri
dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya dengan Hasan
ibn Ali ketika dia naik tahta, yang menyebutkan bahwa persoalan penggantian
pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilih¬an umat Islam. Deklarasi
pengangkatan anaknya Yazid sebagai putera mahkota menyebabkan munculnya
gerakan-gerakan oposi¬si di kalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya
perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.
Ø
Abdul Malik Ibnu Marwan (66 – 87 H / 685-705M)
Pada masa ini,
pemberontakan-pemberontakan kaum Syiah masih berlanjut. Yang termasyhur di
antaranya adalah pemberontakan Mukhtar di Kufah pada tahun 685 – 687 M. Mukhtar
mendapat banyak pengikut dari kalangan kaum Mawali, yaitu umat Islam bukan
Arab, berasal dari Persia, Armenia dan lain-lain yang pada masa Bani Umayyah
dianggap sebagai warga negara kelas dua.
Mukhtar terbunuh dalam
peperangan melawan gerakan oposisi lainnya, yaitu gerakan Abdullah ibn Zubair.
Namun, ibn Zubair juga tidak berhasil menghentikan gerakan Syi’ah.
Abdullah ibn Zubair
membina gerakan oposisinya di Mekah setelah dia menolak sumpah setia
terhadapYazid. Akan tetapi, dia baru menyatakan dirinya secara terbuka sebagai
khalifah setelah Husein ibn Ali terbunuh. Tentara Yazid kemudian mengepung
Mekah. Dua pasukan bertemu dan pertempuran pun tak terhindarkan. Namun,
peperangan terhenti karena Yazid wafat dan tentara Bani Umayyah kembali ke
Damaskus. Gerakan Abdullah ibn Zubair baru dapat dihancurkan pada masa
kekhalifahan Abd al-Malik. Tentara Bani Umayyah dipimpin al-Hajjaj berangkat
menuju Thaif, kemudian ke Madinah dan akhirnya meneruskan perjalanan ke Mekah.
Ka’bah diserbu. Keluarga Zubak dan sahabatnya melarikan diri, sementara ibn
Zubair sendiri dengan gigih melakukan perlawanan sampai akhirnya terbunuh pada
tahun 73 H / 692M.
Selain gerakan di atas,
gerakan-gerakan anarkis yang dilancarkan kelompok Khawarij dan Syi’ah juga
dapat diredakan. Keberhasilan memberantas gerakan-gerakan itulah yang membuat
orientasi pemerintahan dinasti ini dapat diarahkan kepada pengamanan
daerah-daerah kekuasaan di wilayah timur (meliputi kota-kota di sekitar Asia
Tengah) dan wilayah Afrika bagian utara, bahkan membuka jalan untuk menaklukkan
Spanyol.
Ekspansi ke timur yang
dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik. Dia
mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh,
Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.Tentaranya bahkan sampai ke India
dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.
Khalifah Abd al-Malik
juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan
memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
Keberhasilan Khalifah Abd al-Malik diikuti oleh puteranya al-Walid ibn Abd
al-Malik (705-715M) seorang yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan
pembangunan. Dia membangun panti-panti untuk orang cacat. Semua personel yang
terlibat dalam kegiatan yang humanis ini digaji oleh negara secara tetap. Dia
juga membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah
lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan mesjid-mesjid yang
megah.
Pada
masanya, Abd al-Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di
daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri
dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.
Pada masa ini, Imam Abu Hanifah rhm
(80 – 150 H/699-767 M), pengazas madzab Hanafi dilahirkan di kota Kufah (Iraq
sekarang).
Ø
Al-Walid ibn Abdul Malik
(87 – 97 H / 705-715M)
Ekspansi ke barat secara
besar-besaran dilanjutkan di zaman Al-Walid ibn Abdul Malik. Masa pemerintahan
Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam merasa
hidup bahagia. Pada masa pemerintahannyayang berjalan kurang lebih sepuluh
tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika utara menuju wilayah
barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah al-Jazair dan Marokko
dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya
menyeberangi selat yang memisahkan antara Marokko dengan benua dan mendarat di
suatu tempat yang sekarang dikenal nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara
Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi
selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Kordova, dengan cepat dapat dikuasai. Menyusul
setelah itu kota-kota lain seperti Seville, Elvira, dan Toledo yang dijadikan
ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova. Pasukan Islam memperoleh
kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang
sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.
Pada masa ini, Imam
Malik rhm (93 – 179 H/ 713 -798 M ) lahir di Kota Madinah. Namun ada
literatur menyebut beliau lahir pada era Sulaiman ibn Abd al-Malik. Wallahu
a’lam
Umar Ibnu Abdul Azis
Ø Umar ibn Abd al-Aziz(98-101 H / 717-720 M)
Dengan keberhasilan
ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan
Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi
Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia
Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia,
Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
Di zaman Umar ibn Abd al-Azis
serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Piranee. Serangan ini dipimpin
oleh Abd al-Rahman ibn Abdullah al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau,
Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun, dalam peperanganyang
terjadi di luar kota Tours, al-Qhafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali
ke Spanyol. Di samping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang
terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani Umayyah ini.
Hubungan pemerintah
dengan golongan oposisi membaik pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abd
al-Aziz (98 – 101 H / 717 – 720 M). Ketika dinobatkan sebagai khalifah, dia
menyatakan bahwa memperbaiki dan meningkatkan negeri yang berada dalam wilayah
Islam lebih baik daripada menambah perluasannya. Ini berarti bahwa prioritas
utama adalah pembangunan dalam negeri.
Meskipun masa
pemerintahannya sangat singkat, dia berhasil menjalin hubungan baik dengan
golongan Syi’ah. Dia juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk
beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan.
Kedudukan mawali disejajarkan dengan muslim Arab.
Ø
Hisyam ibn Abd
al-Malik (105 – 125 H / 724-743 M)
Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan Khalifah berikutnya,
Hisyam ibn Abd al-Malik (724-743 M). Bahkan di zaman Hisyam ini muncul satu
kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah.
Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan
mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan berikutnya
kekuatan baru ini, mampu menggulingkan dinasti Umawiyah dan menggantikannya
dengan dinasti baru, Bani Abbas. Sebenarnya Hisyam ibn Abd al-Malik adalah
seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi, karena gerakan oposisi
terlalu kuat, khalifah tidak berdaya mematahkannya.Sepeninggal Hisyam ibn Abd
al-Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi
juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi
Pada masa Walid Ibnu Abdul Malik,
Thoriq Bin Ziyad pemimpin pasukan Islam mendarat di Gibraltar (Jabal Thoriq)
sehingga tentara spanyol dapat dikalahkan yang akhirnya menguasai ibukota
sepanyol (cordova). Pasukan islam menang dengan mudah karena mendapat dukungn
dari masyarakat setempat sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.
Wilayah kekuasaan pada masa Bani Umayah sangat luas yang meliputi Spanyol,
Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia kecil,
Persia, Afganistan, Usbekistan, Kilkis, Asia tengah.
Disamping kekuasaan
Islam Bani Umayah juga berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang antara
lain:
·
Masa kepemimpinan
Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan menyediakan kuda
yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.
·
Menertibkan angkatan
bersenjata.
·
Pencetakan mata uang
oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium dengan Persia yang dipakai di
daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M
dengan memakai kata dan tulisan Arab.
·
Jabatan khusus bagi
seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .
·
Keberhasilan kholifah
Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan
memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M)
yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
·
Membangun panti-panti
untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan humanis di
gaji tetap oleh Negara.
·
Membangun jalan-jalan
raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya.
·
Membangun pabrik-pabrik,
gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.
C. Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah
Dalam upaya perluasan daerah
kekuasaan Islam pada masa Bani Umayyah, Muawiyah selalu mengerahkan segala
kekuatan yang dimilikinya untuk merebut kekuasaan di luar Jazirah Arab, antara
lain upayanya untuk terus merebut kota Konstantinopel. Ada tiga hal yang
menyebabakan Muawiyah terus berusaha merebut Byzantium. Pertama, karena kota
tersebut adalah merupakan basis kekuatan Kristen Ortodoks, yang pengaruhnya
dapat membahayakan perkembangan Islam. Kedua, orang-orang Byzantium sering
melakukan pemberontakan ke daerah Islam. Ketgia, Byzantium termasuk wilayah
yang memiliki kekayaan yang melimpah. Pada waktu Bani Umayyah berkuasa, daerah
Islam membentang ke berbagai negara yang berada di benua Asia dan Eropa.
Dinasti Umayyah, juga terus memperluas peta kekuasannya ke daerah Afrika Utara
pada masa Kholifah Walid bin Abdul Malik , dengan mengutus 5 panglimanya Musa
bin Nushair yang kemudian ia diangkat sebagai gubernurnya. Musa juga mengutus
Thariq bin Ziyad untuk merebut daerah Andalusia.
Keberhasilan Thariq memasuki
Andalusia, membuta peta perjalanan sejarah baru bagi kekuasaan Islam. Sebab,
satu persatu wilayah yang dilewati Thariq dapat dengan mudah ditaklukan,
seperti kota Cordova, Granada dan Toledo. Sehingga, Islam dapat tersebar dan
menjadi agama panutan bagi penduduknya. Tidak hanya itu, Islam menjadi sebuah
agama yang mampu memberikan motifasi para pemeluknya untuk mengembangkan diri
dalam berbagai bidang kehidupan social, politik, ekonomi, budaya dan sebaginya.
Andalusia pun mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Islam.Pada masa Bani
Umayah beberapa kemajuan di bebagai sektor berhasil dicapai. Antara lain
dibidang arsitektur, perdagangan, organisasi militer dan seni.
1.
Arsitektur
Pada masa Bani Umayah bidang arsitektur maju pesat. Terlihat dari
bangunan-bangunan artistik serta masjid-masjid yang memenuhi kota. Kota lama pun
dibangun menjadi kota modern. Mereka memadukan gaya Persia dengan nuansa Islam
yang kental di setiap bangunannya. Adapun pada masa Walid dibangun sebuah
masjid agung yang terkenal dengan sebutan Masjid Damaskus yang diarsiteki oleh
Abu Ubaidah bin Jarrah. Sedangkan kota baru yang dibangun di zaman ini adalah
Kota Kairawan. Didirikan oleh Uqbah bin Nafi ketika dia menjabat sebagai gubernur.
2.
Organisasi
militer
Di zaman ini militer dikelompokkan menjadi 3 angkatan. Yaitu
angkatan darat (al-jund), angkatan laut (al-bahiriyah) dan angkatan kepolisian.
3.
Perdagangan
Setelah
Bani Umayah berhasil menaklukkan bebagai wilayah, jalur perdangan jadi semakin
lancar. Ibu kota Basrah di teluk Persi pun menjadi pelabuhan dagang yang ramai
dan makmur, begitu pula kota Aden.
4.
Kerajinan
Ketika khalifah Abdul Malik menjabat, mulailah dirintis pembuatan
tiras (semacam bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah
dan para pembesar pemerintahan.
D. Kemajuan dan Keunggulan Bani Umayyah
Di masa Bani Umayyah ini, kebudayaan
mengalami perkembangan dari pada masa sebelumnya. Di antara kebudayaan
Islam yang mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni sastra, seni rupa,
seni suara, seni bangunan, seni ukir, dan sebaginya. Pada masa ini telah banyak
bangunan hasil rekayasa umat Islam dengan mengambil pola Romawi, Persia
dan Arab. Contohnya adalah bangunan masjid Damaskus yang dibangun pada masa
pemerintahan Walid bin Abdul Malik, dan juga masjid Agung Cordova yang terbuat
dari batu pualam.
·
Seni sastra
berkembang dengan pesatnya, hingga mampu
menerobos ke dalam jiwa manusia dan berkedudukan tinggi di dalam masyarakat dan
negara. Sehingga syair yang muncul senantiasa sering menonjol dari sastranya,
disamping isinya yang bermutu tinggi.
·
Seni suara yang berkembang adalah seni baca Al-Qur‟an, qasidah, musik dan
lagu-lagu yang bernafaskan cinta. Sehingga pada saat itu bermunculan seniman
dan qori‟/ qori‟ah ternama.
·
Seni ukir yang paling menonjol adalah penggunaan khot Arab sebagai motif
ukiran atau pahatan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dinding masjid dan
tembok-tembok istana yang diukur dengan khat Arab. Salah satunya yang masih
tertinggal adalah ukiran dinding Qushair Amrah (Istana Mungil Amrah), istana
musim panas di daerah pegunungan yang terletak lebih kurang 50 mil sebelah
Timur Amman.
·
Ilmu pengetahuan, perkembangan tidak hanya meliputi ilmu pengetahuan agama saja,
tetapi juga ilmu pengetahuan umum, seperti ilmu kedokteran, filsafat,
astronomi, ilmu pasti, ilmu bumi, sejarah, dan lain-lain.
·
Politik telah mengaami kamajuan dan perubahan, sehingga lebih teratur
dibandingkan dengan masa sebelumnya, terutama dalam hal Khilafah
(kepemimpinan), dibentuknya Al-Kitabah (Sekretariat Negara), Al-Hijabah
(Ajudan), Organisasi Keuangan, Organisasi Keahakiman dan Organisasi Tata Usaha
Negara.
·
Militer pada
masa Bani Umayyah jauh lebh berkembang dari masa sebelumnya, sebab diberlakukan
Undang-Undang Wajib Militer (Nizhamut Tajnidil Ijbary). Sedangkan pada masa
sebelumnya, yakni masa Khulafaurrasyidin, tentara adalah merupakan pasukan sukarela.
Politik ketentaraan Bani Umayyah adalah politik Arab, dimana tentara harus dari
orang Arab sendiri atau dari unsur Arab. Pada masa ini juga, telah dibangun
Armada Islam yang hampir sempurna hingga mencapai 17.000 kapal yang dengan
mudah dapat menaklukan Pulau Rhodus dengan panglimanya Laksamana Aqabah bin
Amir. Disamping itu Muawiyah juga telah membentuk “Armada Musin Panas dan
Armada Musim Dingin”, sehingga memungkinkannya untuk bertempur dalam segala
musim.
·
Sosial budaya, kholifah pada masa Bani Umayyah juga telah banyak memberikan
kontribusi yang cukup besar. Yakni, dengan dibangunnya rumah sakit (mustasyfayat)
di setiap kota yang pertama oleh Kholifah Walid bin Abdul Malik. Saat itu juga
dibangun rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu yang ditinggal oleh orang tua
mereka akibat perang. Bahkan orang tua yang sudah tidak mampu pun dipelihara di
rumah-rumah tersebut. Sehingga usaha-usaha tersebut menimbulkan simpati yang
cukup tinggi dari kalangan non-Islam, yang pada akhirnya mereka berbondong-bondong
memeluk Islam
E. Kronologi Bani Ummayyah
- 661 M- Muawiyah menjadi khalifah dan mendirikan Bani Ummayyah.
- 670 M- Perluasan ke Afrika Utara. Penaklukan Kabul.
- 677 M- Penaklukan Samarkand dan Tirmiz. Serangan ke Konstantinopel.
- 680 M- Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki takhta. Peristiwa pembunuhan Husain.
- 685 M- Khalifah Abdul-Malik menegaskan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi.
- 700 M- Kampanye menentang kaum Barbar di Afrika Utara.
- 711 M- Penaklukan Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
- 713 M- Penaklukan Multan.
- 716 M- Serangan ke Konstantinopel.
- 717 M- Umar bin Abdul-Aziz menjadi khalifah. Reformasi besar-besaran dijalankan.
- 725 M- Tentara Islam merebut Nimes di Perancis.
- 749 M- Kekalahan tentara Ummayyah di Kufah, Iraq terhadap tentara Abbasiyyah.
- 750 M- Damsyik direbut oleh tentara Abbasiyyah. Kejatuhan Kekhalifahan Bani Ummaiyyah.
- 756 M- Abdurrahman Ad-Dakhil menjadi khalifah Muslim di Kordoba.Memisahkan diri dari Abbasiyyah
F. Kekhalifahan Utama di Damaskus
- Muawiyah I bin Abu Sufyan, 41-61 H / 661-680 M
- Yazid I bin Muawiyah, 61-64 H / 680-683 M
- Muawiyah II bin Yazid, 64-65 H / 683-684 M
- Marwan I bin al-Hakam, 65-66 H / 684-685 M
- Abdullah bin Zubair bin Awwam, (peralihan pemerintahan, bukan Bani Umayyah).
- Abdul-Malik bin Marwan, 66-86 H / 685-705 M
- Al-Walid I bin Abdul-Malik, 86-97 H / 705-715 M
- Sulaiman bin Abdul-Malik, 97-99 H / 715-717 M
- Umar II bin Abdul-Aziz, 99-102 H / 717-720 M
- Hisyam bin Abdul-Malik, 106-126 H / 724-743 M
- Al-Walid II bin Yazid II, 126-127 H / 743-744 M
- Yazid III bin al-Walid, 127 H / 744 M
- Ibrahim bin al-Walid, 127 H / 744 M
- Marwan II bin Muhammad (memerintah di Harran, Jazira), 127-133 H / 744-750 M
G. Kekhalifahan Utama di Damaskus
- Muawiyah I bin Abu Sufyan, 41-61 H / 661-680 M
- Yazid I bin Muawiyah, 61-64 H / 680-683 M
- Muawiyah II bin Yazid, 64-65 H / 683-684 M
- Marwan I bin al-Hakam, 65-66 H / 684-685 M
- Abdullah bin Zubair bin Awwam, (peralihan pemerintahan, bukan Bani Umayyah).
- Abdul-Malik bin Marwan, 66-86 H / 685-705 M
- Al-Walid I bin Abdul-Malik, 86-97 H / 705-715 M
- Sulaiman bin Abdul-Malik, 97-99 H / 715-717 M
- Umar II bin Abdul-Aziz, 99-102 H / 717-720 M
- Yazid II bin Abdul-Malik, 102-106 H / 720-724 M
- Hisyam bin Abdul-Malik, 106-126 H / 724-743 M
- Al-Walid II bin Yazid II, 126-127 H / 743-744 M
- Yazid III bin al-Walid, 127 H / 744 M
- Ibrahim bin al-Walid, 127 H / 744 M
- Marwan II bin Muhammad (memerintah di Harran, Jazira), 127-133 H / 744-750 M
H.
Sebab-Sebab Keruntuhan
Bani Umayah
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya
kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu
yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas.
Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini
menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga
istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa
dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa
Syi'ah (para pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik
secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti
di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan
ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku
Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak
zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para
penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan
kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non Arab), terutama di
Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali
itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab
yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh
sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak
sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.
Disamping itu, golongan agama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa
terhadap perkembangan agama sangat kurang.
5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah
adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd
al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan
Syi'ah, dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umay.[2]
Bani Umayyah mengalami keruntuhan oleh banyak hal, diantaranya
adalah terbaginya kekuasaan Daulah Bani Umayyah ke dalam dua wilayah. Kholifah
Marwan bin Muhammad berkuasa di wilayah Semenanjung Tanah Arab, dan Kholifah
Yazid bin Umar berkuasa di wilayah Wasit. Namun yang paling kuat di antara
kedua wilayah tersebut adalah yang berpusat di Semenanjung Tanah Arab. Sehingga
para pendiri kerajaan Daulah Bani Abbasiyah terus menerus mengatur strateginya
untuk menumbangkan Kholifah Marwan dengan cara apapun, termasuk menghabisi
nyawanya
Dinasti Bani
Umayah telah hidup kira-kira 90 tahun banyak sebab yang mengakibatkan jatuhnya
Bani Umayah. Keluarga itu telah membunuh sehingga tidak mungkin di perbaiki.
Muawiyah telah mengesampingkan prinsip Replublikanisme diganti dengan monrchi
turun temurun. Prinsip Islam bahwa Kepala Negara harus dipilih oleh rakyat
tidak dijalankan dengan demikin Bani Umayah kehilangan dukungan penuh dan
kerjasama dari rakyat. Kelemahan keluarga merupakan sebab pertama dan
terpenting bagi kejatuhan Dinasti Umayah diantara khalifahnya kecuali Muawiyah
dan Abdul Malik. Selain kedua itu kholifah-kholifah yang lain telah banyak
melakukan pelanggaran-pelanggaran. Untuk menghabiskan waktu kebanyakan mereka
gunakan untuk berburu dan minum anggur dan lebih sibuk dengan syair-syair dari
pada dengan Qur'an dan urusan-urusan Negara karena harta kekayaan yang melimpah
dan budak yang berlebihan sehingga melemahkan semangat hidup masyarakt arab
yang masih muda.
Kelalaian kholifah
dalam urusan administratif dan tidak adanya perhatian terhadap tugas-tugas
Negara membuat Bani Uamayah sangat tidak disukai. Para pejabatnya banyak yang
koruposi, banyak yang mementingkan diri sediri dan akibatnya pemerintahan
menjadi lamban dan tidak efisien. Persaingan antar suku yang sudah lama, tidak
semakin membaik tetapi malah semakin buruk banyak penentangan dari kaum Syiah
yang tidak melupakan tragedi Karbala. Ketidakacuan serta perlakuan kejam
terhadap keluarga Nabi, kutukan terhadap khutbah-khutbah dan propaganda anti
Bani Ali memeperkuat Bani Umayyah. Kaum Syiah memperoleh simpati rakyat karena
kecintaan mereka yang sepenuh hati terhadap keturunan Nabi.
Akhirnya gerakan
Abbasiyah memberikan pukulan mematikan terhadap imperium yang sedang
sempoyongan itu. Kaum Syiah dan para pendukung Ali juga menyokong gerakan ini.
Bahkan kaum Khowarij dan orang-orang Islam non-non Arab (Mawali) dengan piawai
ditarik kedalam gerakan ini. Abu Muslim pemimpin pemberontakn ini secara khas
sangat cocok dengan tugas yang dipercayakannya oleh Imam Abbasiyah. Karena
banyaknya dukungan itu akhirnya Bani Abbasiyah berhasil menggulingkan Bani
Umayah. Sehingga dengan jatuhnya Bani Umayah keagungan Siria dan Hegem dan
negerinya sirna mereka terlambat menyadari inti kekuatan didalam Islam telah
meninggalkan negeri mereka dan persatuan dan kesatuan dari dalam Islam
sangatlah penting didalam mempertahankan pemerintahan.
Setelah melihat pembahasan diatas maka
dapat kita ambil kesimpulan bahwa jatuhnya Bani Umayah disebabkan karena
beberapa faktor. Antara lain:
- Latar belakang terbentuknya Bani Umayah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi pada masa Ali. Sisa-sisa Syiah dan Khowarij terus menjadi gerakan oposisi.
- Sistem pergantian kholifah yang melalui garis keturunan lebih menekankan aspek senioritas pengaturan tidak jelas sehingga terjadi persaingan tidak sehat dikalangan istana.
- Sikap hidup mewah dilingkungan istana yang mengakibatkan lemahnya pemerintahan.
- Munculnya kekuatan baru yang dipelopori Al-Abas Ibnu Mutholib yang mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim, golongan Syiah dan kaum Mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayah.
BAB III
KESIMPULAN
Dengan berakhirnya
kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib, maka lahirlah kekuasaan Dinasti Bani
Umayyah. Pada periode Ali dan khalifah sebelumnya, pola kepemimpinan masih
mengikuti keteladanan Nabi yaitu melalui musyawarah.
Sedangkan pada
dinasti-dinasti yang berkembang pemerintahannya adalah berbentuk kerajaan,
kekuasaan bersifat feodal atau turun temurun. Mu’awiyyah berkuasa ± 91 tahun.
Ibukotanya dari Madinah pindah ke Damaskus.
Khalifah-khalifah besar dinasti Bani Umayyah adalah
:
- Mu’awiyah bin Abi Sufyan ( 661 – 680 M )
- Abd Malik Ibn Marwan ( 680 – 705 M )
- Al Walid Ibn Abdul Malik ( 705 – 715 M )
- Umar Ibn Abd Azis ( 717 – 720 M )
- Hasyim Ibn Abd Malik ( 724 – 723 M )
Kemajuan Yang Dicapai
Masa pemerintahan dinasti
Umayyah berbagai kemajuan telah dicapai adalah dibidang administrasi. Lembaga
ini yang mendukung tampuk pimpinan dinasti Umayyah. Diantara Ilmu pengetahuan
yang berkembang pada masa Umayyah adalah :
- Ilmu Agama
- Ilmu sejarah dan geografi
- Ilmu di bidang bahasa
- Ilmu di bidang filsafat
Dengan demikian berbagai perkembangan ilmu
pengetahuan terjadi pada masa pemerintahan dinasti bani Umayyah.
Pola Pendidikan dan Pusat Pendidikan
Periode dinasti Umayyah
merupakan masa inkubasi. Pada masa ini peletakan dasar dari kemajuan pendidikan
dimunculkan. Kajian keilmuan yang ada pada periode ini berpusat di Damaskus,
Kuffah, Mekkah, Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lain.
Adapun bentuk pendidikan pada masa dinasti Umayyah
diantaranya :
- Pendidikan Istana
- Nasehat Pembesar
- Perpustakaan
- Bamaristan ( rumah sakit )
Pola pendidikan pada
periode dinasti Umayyah telah berkembang. Pada masa ini peradaban Islam sudah
bersifat Internasional meliputi tiga benua yaitu sebagian Eropa, Sebagian
Afrika, dan Sebagian besar Asia yang kesemuanya dipersatukan dengan bahasa Arab
sebagai bahasa resmi Negara
DAFTAR PUSTAKA
1.
Syed Mahmudunnasir, Islam
Konsepsi Dan Sejarahnya, cet. Pertama, 2005, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
2.
Abdul Hakim Al-Afifi, 1000
Peristiwa Dalam Islam, Pustaka Hidayah.
3.
Badri Yatim, Sejarah
Peradapan Islam, Ed. Cet, 12, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Latar Belakang Berdirinya Bani Umayah (41 – 132 H /
661 – 750 M) ................. 2
B. Para
Khalifah Berpengaruh dari Bani Umayyah..................................................... 3
C. Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah.................................................... 8
D. Kemajuan
dan Keunggulan Bani Umayyah............................................................ 9
E.
Kronologi Bani Ummayyah..................................................................................... 10
F.
Kekhalifahan Utama di Damaskus.......................................................................... 11
G. Kekhalifahan Utama di
Damaskus.......................................................................... 11
H.
Sebab-Sebab Keruntuhan
Bani Umayah................................................................. 12
BAB III KESIMPULAN....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 17
|
[2] (www.wikipedia.org.
Download: Jumat/2 Oktober
2009http://file.upi.edu/Direktori/C%20-%20FPBS/JUR.%20PEND.%20BAHASA%20ARAB/196503141992031%20-%20TATANG/Tarikh%20Islam/%283%29%20Sejarah%20Bani%20Umayyah.pdf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar