D
I
S
U
S
U
N
I
S
U
S
U
N
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum
wr.wb
Alhamdulillahirabbil’alamin,
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT berkat Rahmat dan Hidayah Allah
SWT, saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Tekhnik Evaluasi
pengajaran Agama Islam.
Dalam makalah ini pembahasan yang
akan dibicarakan adalah mengenai Fungsi, Tujuan Dan
Kegunaan Evaluasi Pendidikan Islam. Yang
diharapkan dapat menambah wawasan kita semua. Kiranya segala perbaikan yang
mengarah pada kesempurnaan makalah ini baik berupa kritik maupun saran dari
para pembaca sangatlah saya harapkan. Agar nantinya makalah ini menjadi lebih
baik.
Selanjutnya kepada bapak dosen yang
telah memberi bimbingannya kami ucapkan terimakasih. Dan atas semua kesalahan
dan kekurangan kami mohon maaf dan kepada Allah saya mohon ampun.
Medan, 23 September
2011
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
a. Latar belakang Masalah........................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
c. Tujuan Makalah....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
a. Pengertian
evaluasi.............................................................................................. 3
b. RuangLingkup
dan Jenis Evaluasi....................................................................... 5
c. Sasaran
Evaluasi.................................................................................................. 6
d. Fungsi
Evaluasi................................................................................................... 8
e. Tujuan
Evaluasi.................................................................................................... 9
f. Ihtiar
membangun teknik Evaluasi Ideal Untuk Pendidikan Islam..................... 10
g. Fungsi
Pendidikan Islam..................................................................................... 12
h. Kegunaan
Evaluasi Pendidikan Islam................................................................. 17
i. Tujuan
Evaluasi Pendidikan Islam....................................................................... 19
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 22
Kesimpulan......................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara etimologi. Evaluasi berasal
dari bahasa Inggris : Evaluation akar katanya Value yang berarti menilai atau
harga.[1]
Nilai dalam bahasa Arab disebut al-Qimah atau al-Taqdir.[2]
Dengan demilian secara harfiah , evaluasi pendidikan al-Tagdir al-tarbawiy
dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan[3]
Secara terminologi. Menurut Edwind Waudt, evaluasi mengandung pengertian: suatu
tindakan atau proses dalam menentukan sesuatu. [4]
menurut
M.Chabib Thaha, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan objek dangan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan
tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.[5]
Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai sesuatu secara terencana,
sistematis, dan berdasarkan tujuan yang jelas.
Evaluasi sangat dibutuhkan dalam
berbagai kegiatan kehidupan manusia sehari-hari, karena disadari atau tidak,
sebenarnya evaluasi sudah sering dilakukan, baik untuk diri sendiri maupun
kegiatan sosial lainnya. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah
berpakaian ia berdiri dihadapan kaca apakah penampilannya sudah wajar atau
belum.
Dalam pendidikan islam evaluasi
merupakan salah satu komponen dan sistem pendidikan islam yang harus dilakukan
secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur beberhasilan atau
target yang akan yang akan dicapai dalam proses pendidikan islam dan
pembelajaran.Dalam makalah ini yang dibahas adalah fungsi evaluasi,tujuan
evaluasi, dan kegunaan evaluasi pendidikan islam.
Dalam pendidikan Islam, tujuan
merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan demikian kurikulum telah di
rancang, di susun dan di proses dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam
mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah mengembangkan potensi
fitrah manusia (anak).
Evaluasi yang baik haruslah
didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh suro dan kemudian
benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi
apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidak akan
tercapai sasarannya.
B. rumusan masalah
Dalam Sebagai mana di singgung latar
belakang masalah maka dalam penulisan ini penulis akan memformulasikan beberapa
rumusan masalah sebagai mama berikut; Bagaimana evaluasi hasil belajar.
C. tujuan makalah
Tujuan yang ingin di tulis dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui fungsi evaluasi pendidikan islam
2) Mengetahui tujuan evaluasi pendidikan islam
3) Mengetahui kegunaan evaluasi pendidikan
islam
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi, Tujuan Dan
Kegunaan Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, tujuan
merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan demikian kurikulum telah di
rancang, di susun dan di proses dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai
tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah
manusia (anak).[6]
Untuk mengetahui kapasitas,
kwalitas, anak didik perlu diadakan evaluasi. Dalam evaluasi perlu adanya
teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan
oleh suro dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun
baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan,
tidak akan tercapai sasarannya.
A.
Pengertian
Evaluasi
Menurut bahasa, kata evaluasi
berasal dari bahasa Inggris “evalution”, yang berarti penilaian atau
penaksiran. (John M. Echts dan Hasan Shadily, 1983 : 220). Sedangkan menurut
pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan
dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.
Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan
adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan
terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan.
Dalam PP.19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik”.
Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003 :
1) secara eksplisit mengemukakan bahwa antara evaluasi dan penilaian mempunyai
persamaan dan perbedaan.
Secara rasional filosofis,
pendidikan Islam bertugas untuk membentuk al-Insan al-Kamil atau manusia
sempurna. Oleh karena itu, hendaknya di arahkan pada dua dimensi, yaitu :
dimensi dialektikal horitontal, dan dimensi ketundukan v ertikal.
Menurut bahasa, kata evaluasi
berasal dari bahasa Inggris “evalution”, yang berarti penilaian atau
penaksiran. (John M. Echts dan Hasan Shadily, 1983 : 220). Sedangkan menurut
pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan
dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan
Didalam bukunya Designing Evalutor
Of Education and Social Program, telah memberikan uraian tentang
prinsip-prinsip dasar evaluasi antara lain :
1) Evaluasi program pendidikan merupakan
kegiatan yang dapat membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya.
2) Evaluasi seyogyanya tidak memberikan
jawaban terhadap suatu pertanyaan khusus. Bukanlah tugas evalutor memberikan
rekomendasi tentang kemanfaatan suatu program dan dilanjutkan atau tidak.
Evalutor tidak dapat memberikan pertimbangan kepada pihak lain, seperti halnya
seorang pembimbing tidak dapat memilihkan karier seorang murid. Tugas evalutor
hanya memberikan alternatif.
3) Evaluasi merupakan suatu proses terus
menerus, sehingga didalam proses didalamnya memungkinkan untuk merevisi apabila
dirasakan ada suatu kesalahan-kesalahan.
Kalau
dilihat prinsip yang terdapat didalam al-Qur’an dan praktek yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW, maka evaluasi berfungsi sebagai berikut:
a.
Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema
kehidupan yang dihadapi.
b.
Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang
telah disampaikan Rasulullah SAW, kepada ummatnya.
Seorang pendidik melakukan evaluasi
disekolah mempunyai fungsi sebagai berukut:
1.
Untuk mengetahui peserta didik yang mana yang terpandai terbodoh dikelasnya.
2.
Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkannya sudah dimiliki oleh
peserta didik atau belum.
3.
Untuk mendorong persaingat yang sehat antara sesama peserta didik.
4.
Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami
didikan dan ajaran.
5.
Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan berbagai
penyesuaian dalam kelas.
6.
Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk rapor, ijazah,
piagam, dan sebaganya.
Menurut
Cronbach, fungsi penilaian (evaluasi) adalah:
1.
Penilaian membantu siswa merealisasikan dirinya untuk mengubah atau
mengembangkan prilakunya.
2.
Penilaian membantu siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
3.
Penilaian membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang
digunakannyatelah memadai.
4.
Penilaian membantu guru membuat pertimbangan administrasi.
B. Ruang Lingkup dan
Jenis Evaluasi
Anas Sudijono membagi lingkup
evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah menjadi tiga, yaitu:
1. Evaluasi
mengenai program pengajaran,
2. Evaluasi
mengenai proses pelaksanaan pengajaran,
3. Evaluasi
mengenai hasil belajar[7]
Pembagian ini terasa sempit, karena hanya melingkupi proses pembelajaran
saja. Dalam konteks yang lebih luas A. Janan Asifuddin menilai bahwa evaluasi
pendidikan mestinya tidak hanya berkutat pada masalah pengajaran saja.
Menurutnya, evaluasi pendidikan juga harus mencakup masalah seperti tujuan
pendidikan, metode, sarana, guru, dan lainnnya. Untuk itu, menurut Janan, dalam
evaluasi pendidikan paling tidak dikenal tiga jenis evaluasi yaitu:
1. Evaluasi
pendidikan,
2. Evaluasi
hasil belajar, dan
3. Evaluasi kurikulum[8]
C. Sasaran Evaluasi
Yang
dimaksud dengan sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang dijadikan
titik pusat perhatian/pengamatan. Salah satu cara untuk mengetahui objek dari
evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga aspek, yaitu
input, transformasi, dan output[9].
1.
Input
Dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input tidak
lain adalah calon siswa. Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau
dari segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai
alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup empat
hal:
a.
Kemampuan
Untuk
dapat mengikuti program pendidikan suatu lembaga/sekolah/institusi maka calon
peserta didik harus memiliki kemampuan yang sepadan atau memadai, sehingga
nantinya peserta didik tidak akan mengalami hambatan atau kesulitan.
b.
Kepribadian
Kepribadian
adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam
tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat
diperlukan, sebab baik-buruknya kepribadian secara psikologis akan dapat
mempengaruhi mereka dalam mengikuti program pendidikan. Alat untuk mengetahui
kepribadian seseorang disebut Personality Test.
c.
Sikap
Sebenarnya
sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau
gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan
sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka
informasi mengenai sikap seseorang penting sekali. Alat untuk mengetahui
keadaan sikap seseorang dinamakan Attitude Test.
d.
Inteligensi
Untuk
mengetahui tingkat inteligensi seseorang digunakan tes inteligensi yang sudah
banyak diciptakan oleh para ahli. Seperti, tes Binet-Simon (buatan Binet dan
Simon), SPM, Tintum, dsb. Dari hasil tes akan diketahui IQ (Intelligence
Qoutient) yaitu angka yang menunjukkan tinggi rendahnya inteligensi seseorang
tersebut.
2.
Transformasi
Transformasi
yang dapat diibaratkan sebagai “mesin pengolah bahan mentah menjadi bahan
jadi”, akan memegang peranan yang sangat penting. Ia dapat menjadi faktor
penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam upaya
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan; karena itu objek-objek yang
termasuk dalam transformasi itu perlu dinilai/dievaluasi secara
berkesinambungan. Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian
demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan antara lain:
a.
Kurikulum/materi pelajaran,
b.
Metode pengajaran dan cara penilaian,
c.
Sarana pendidikan/media pendidikan,
d.
Sistem administrasi,
e.
Guru dan personal lainnya dalam proses pendidikan.
3.
Output
Sasaran
evaluasi dari segi output adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang
berhasil diraih peserta didik setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan
selama jangka waktu yang telah ditentukan. Ranah yang biasa digunakan adalah
tiga trikhotomik Benyamin Bloom, yaitu kognitif, Afektif dan psikomotor.
Sasaran
di atas, merupakan obyek dari evaluasi pendidikan, evaluasi pengajaran dan
evaluasi kurikulum. Akan tetapi untuk evaluasi kebijakan, sasarannya adalah
kebijakan yang telah diputuskan dan diimplementasikan. Evaluasi ini meliputi
dasar kebijakan, desain, implementasi, dan hasilnya.[10] Sedangkan evaluasi meta, sasarannya adalah
proses atau kegiatan evaluasi itu sendiri.[11]
D . Fungsi Evaluasi
Kalau dilihat prinsip yang terdapat
didalam al-Qur’an dan praktek yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, maka evaluasi
berfungsi sebagai berikut:
a.
Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema
kehidupan yang dihadapi.[12]
b.
Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang
telah disampaikan Rasulullah SAW, kepada ummatnya.[13]
Seorang
pendidik melakukan evaluasi disekolah mempunyai fungsi sebagai berukut:
1.
Untuk mengetahui peserta didik yang mana yang terpandai terbodoh dikelasnya.
2.
Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkannya sudah dimiliki oleh
peserta didik atau belum.
3.
Untuk mendorong persaingat yang sehat antara sesama peserta didik.
4.
Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami
didikan dan ajaran.
5.
Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan berbagai
penyesuaian dalam kelas.
6.
Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk rapor, ijazah,
piagam, dan sebaganya.[14]
Menurut
Cronbach, fungsi penilaian (evaluasi) adalah:
1.
Penilaian membantu siswa merealisasikan dirinya untuk mengubah atau
mengembangkan prilakunya.
2.
Penilaian membantu siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
3.
Penilaian membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang
digunakannyatelah memadai.
4.
Penilaian membantu guru membuat pertimbangan administrasi.[15]
E. Tujuan Evaluasi
Berdasarkan UU SISDIKNAS, evaluasi
hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.[16]
Evaluasi terhadap hasil belajar
bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar.
Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi dasar, materi, atau
indikator yang belum mencapai ketuntasan. Dengan mengevaluasi hasil belajar,
guru akan mendapatkan manfaaat yang besar untuk melakukan program perbaikan
yang tepat. Jika ditemukan sebagian siswa gagal, perlu dikaji kembali apakah
instumen penilaiannya terlalu sulit, apakah instrument penilaiannya sudah sesuai
dengan indikatornya, ataukah cara pembelajarannya (metode, media, dan tehnik) yang
digunakan kurang tepat.[17]
Tujuan evaluasi (penilaian) tidak
hanya memberikan dasar pemberian angka atas hasil belajar siswa. Tetapi
evaluasi hasil belajar bertujuan untuk:
1.
Memberikan informasi tentang kemajuan individu siswa dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan belajar sehuubungan dengan kegiatan-kegiatan belajar yang telah
dilakukannyaa.
2.
Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-kegiatan belajar
lebih lanjut, baik terhadap masing-masing individu siswa maupun terhadap kelas.
3.
Memberikan informasi yang dapat digunakan oleh guru dan oleh siswa untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya, dan
untuk melaksanakan kegiatan remedial (perbaikan).
4.
Mendorong motivasi belajar siswa dangan cara mereka mengenal kemajuan sendiri
dan merangsangnya untuk melakukan usaha perbaikan.
5.
Memberikan informasi tentang semua aspek kemajuan setiap siswa dan pada
gilirannya guru dapat membantu pertumbuhannya secara efektif menjadi anggota
masyarakat dan pribadi yang baik.
6.
Memberikan bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai
dengan kecakapan, minat, dan kesanggupannya.[18]
Secara
umum evaluasi bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian
belajar siswa dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran.[19]
F. Ihtiar Membangun
Teknik Evaluasi Ideal untuk Pendidikan Islam
Dalam Pendidikan Islam ada
karakteristik yang sama dengan pendidikan secara umum, akan tetapi dalam
hal-hal tertentu mempunyai karakter yang spesifik. Oleh karena itu, dalam
evaluasi, ada yang bisa menggunakan cara yang dipakai secara umum dalam dunia
pendidikan, akan tetapi dalam hal-hal tertentu harus mengembangkan sendiri
model evaluasi yang sesuai. Sebagai contoh adalah Pendidikan Agama Islam. Hasil
dari pendidikan agama ini adalah kualitas keberagamaan siswa. Keberagamaan
adalah agama sebagaimana diterima oleh siswa dalam pikirannya, perasaannya dan
tindakannya. Gambaran keberagamaan seseorang ini secara terperinci disebut peta
keberagamaan atau psikografi agama yang
meliputi dimensi ideologis, ritualistik, konsekuensial, eksperiensial
dan intelektual.[20]
Menurut Jamaludin Ancok lima dimensi
keberagamaan yang mulanya dirumuskan oleh Glock & Stark itu banyak dipakai
oleh ahli psikologi dan sosiologi. Rumusan itu melihat keberagamaan tidak hanya
dari dimensi ritual semata tetapi juga pada dimensi-dimensi lain. Ancok
menilai, meskipun tidak sepenuhnya sama, lima dimensi keberagamaan rumusan
Glock & Stark itu bisa disejajarkan dengan konsep Islam. Dimensi ideologis
bisa disejajarkan dengan akidah, dimensi ritualistik bisa disejajarkan dengan
syari’ah, khususnya ibadah dan dimensi konsekuensial bisa disejajarkan dengan
akhlak. Akidah, syari’ah dan akhlak menurut sebagian besar pemikir Islam adalah
inti dari ajaran Islam. Dimensi intelektual mempunyai peran yang cukup penting
pula karena pelaksanaan dimensi-dimensi lain sangat membutuhkan pengetahuan
terlebih dahulu. Sedangkan dimensi eksperiensial dapat disejajarkan dengan
dimensi tasawuf atau dimensi mistik.[21]
Evaluasi Pendidikan Agama tentunya
berbicara tentang apa yang bisa dan harus diukur/dievaluasi dalam diri siswa
sebagai hasil dari proses Pendidikan Agama. Selama ini, pengembangan instrument
evaluasi didasarkan pada tiga domain Bloom: kognitif, afektif dan psikomotor.
Kalau digambarkan, akan membentuk pola seperti di bawah ini:
KOMPETENSI
DAN MATERI
|
DOMAIN
BLOOM
|
INDIKATOR
|
STRATEGI
PEMBELAJARAN
|
STRATEGI
EVALUASI
|
Kompetensi
dan Materi-materi PAI
|
Kognitif
|
Indikator-indikator
sesuai masing-masing domain
|
Strategi
pembelajaran sesuai materi dan domain
|
Strategi
evaluasi sesuai materi dan domain
|
Afektif
|
||||
Psikomotor
|
Ket:
Alur evaluasi PAI dalam kerangka domain Bloom.
Alur dengan domain Bloom ini perlu
untuk dikaji ulang, apakah memang sudah bisa mewakili untuk menukur dan
mengeavluasi konsep (construct) keberagamaan seseorang. Alternative yang bisa
dikembangkan adalah mengganti domain Bloom dengan dimensi-dimensi psikografi
agama. Dimensi-dimensi psikografi agama itu kemudian dirumuskan apa
indikatornya dan bagaimana teknik evaluasi yang tepat. Dalam kerangka
psikografi agama, maka alur evaluasi PAI bisa diilustrasikan sebagaimana
berikut ini:
KOMPETENSI
DAN MATERI
|
DIMENSI
KEBERAGAMAAN
|
INDIKATOR-INDIKATOR
|
STRATEGI
PEMBELAJA-RAN
|
STRATEGI
EVALUASI
|
Kompetensi
dan Materi-materi PAI
|
Ideologis
|
Indikator-indikator
sesuai masing-masing dimensi
|
Strategi
pembelajaran sesuai materi dan dimensi
|
Strategi
evaluasi sesuai materi dan domain
|
Ritual
|
||||
Konsekuensial
|
||||
Intelektual
|
||||
Eksperiensial
|
Ket:
Alur evaluasi PAI dalam kerangka psikografi agama
Dimensi intelektual bisa diukur
dengan teknik tes. Sebagian dimensi ritual bisa dengan tes performansi atau
unjuk kerja. Tetapi tentang keaktifan dia dalam menjalani ritual sehari, tentu
tidak bisa dengan teknik tes. Tapi harus dengan wawancara, observasi dan
portofolio sebagaimana dimensi konsekuensial atau akhlak. Yang sulit untuk
diukur tentu adalah dimensi ideologis atau akidah dan dimensi eksperiensial.
Yang paling dekat dengan dimensi ini adalah domain afektif, tetapi tentu saja
domain afektif tidak bisa mewakili secara persis dimensi ideologis dan
eksperiensial. Teknik pengukuan non-tes adalah yang paling dekat untuk dimensi
ini, tetapi perlu dikembangkan lebih jauh agar tidak terjebak sebatas apa yang
digunakan dalam pengukuran afektif.
Bila evaluasi terhadap seluruh
dimensi keberagamaan ini bisa berjalan secara proporsional, maka informasi
tentang kualitas keberagamaan siswa tidak akan berat sebelah kepada domain
kognitif atau dimensi intelektual semata, tetapi akan mencerminkan keadaan yang
lebih utuh. Dalam langkah validasi, maka jika kondisi yang utuh ini bisa
terwakili, bisa dikatakan bahwa validitas construct-nya bisa dipertanggung
jawabkan.
G. Fungsi Pendidikan
Islam
Secara khusus dan lebih rinci
Sudijono membahas fungsi penilaian dari tiga cara, yaitu: secara psikologis,
secara didaktis, dan secara administratif. ( Sudijono, 1996: 10 )
1. Secara
Psikologis
Fungsi evaluasi akan memberikan
pedoman masal bagi siswa untuk mengenal kemampuan dan status dirinya apa ia
terrnasuk kelompok atas, sedang, atau rendah di dalam kelasnya. di samping itu,
fungsi evaluasi memberikan kepastian kepada guru sejauh mana usaha siswanya
telah tercapai, sehingga haI ini dapat dijadikan pedoman untuk menentukan
langkah-langkah seterusnya, misalnya penentuan strategi mengajar.
2. Secara
Didaktis
Fungsi evaluasi berguna untuk
menimbulkan dan rnemperbaiki serta meningkatkan motivasi belajar siswa.
evaluasi juga berfungsi sebagai landasan guru untuk melihat hasil usahanya yang
telah dicapai oleh siswanya. dalam hal ini evaluasi berfungsi mendiagnosa
bagian-bagian mana yang sulit dipahami oleh siswa pada umumnya, yang
selanjutnya dicari pemecahannya. Fungsi evaluasi yang lain ialah sangat berguna
bagi guru unluk menentukan posisi siswanya dalam kelas, juga berfungsi untuk
menetapkan status siswanya naik atau tidak, lulus atau tidak, dapat diterima
atau tidak. Terakhir Fungsi evaluasi juga berguna bagi guru untuk menentukan
jalan yang terbaik di dalam membimbing/memberi penyuluhan bagi siswanya.
3. Secara
Administratif
Evaluasi juga berfungsi sebagai:
ü
laporan kemajuan dan
perkembangan siswa sekolah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu. Bahan informasi untuk dijadikan
pertimbangan pengambilan keputusan, dan gambaran tentang kualitas siswa apa
hasilnya memperihatinkan ataukah menggembirakan.
ü Sedangkan menurut pendapat
Rooijakkers mengatakan bahwa fungsi evaluasi ada tiga, yaitu: Fungsi hasil,
fungsi proses, dan fungsi-institusional. ( Rooijakkers, Jakarta: 1991: 142-143
)
a.
fungsi Hasil
Untuk me!ihat sampai sejauh mana
mahasiswa berhasil untuk mengerti, artinya seorang pengajar berhasrat
mengetahui sampai di mana mahasiswa atau muridnya berhasil menyelesaikan proses
belajar.
b.
fungsi Proses
Pengajar itu sendiri ingin meneliti
sampai di mana dia berhasil memberikan kemungkinan kepada mahasiswa untuk
menyelesaikan proses belajarnya.
c.
Fungsi lnstitusional
Fungsi ini berkaitan dengan lembaga
untuk menentukan kelulusan seseorang murid. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
sebenarnya fungsi institusional itu tidak termasuk fungsi penilaian, tetapi
lebih cendrung termasuk ke dalam suatu proses belajar mengajar, artinya sete!ah
pengajar mengetahui sampai di dimana mahasiswa belajar dan sampai di mana dia
sendiri mengajar, maka dia harus membuat keputusan siapa dan berapa
mahasiswanya harus lulus sesuai dengan peraturan lembaga yang berlaku. Dalam
hal ini sebaiknya guru mengikuti peraturan tersebut.
Berdasarkan berbagai pendapat di
atas, disimpulkan bahwa fungsi evaluasi berguna bagi: siswa, guru, sekolah,
orang tua, dan masyarakat. Bagi siswa, evaluasi berfungsi untuk: mengetahui
kemampuan dan hasil belajarnya, memperbaiki cara belajar, dan mendorong
motivasi belajar.
Fungsi evaluasi dalam proses belajar
mengajar meliputi hal-hal:
v Sebagai
umpan balik dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar artinya umpan
balik bagi guru yang menjadi dasar untuk memperbaiki proses belajar siswa dan
proses mengajar guru. Fungsi lain umpan balik atas hasil evaluasi adalah untuk
membuat program tersebut bagi siswa tertentu yang mangalami kesulitan
belajar.Untuk mengetahui, mengukur atau menentukan kemajuan prestasi belajar
siswa. Data ini dapat dijadikan siasat laporan kepada orang tua siswa sehingga
ia mengetahui kemajuan prestasi putra-putrinya.
v Untuk mendapatkan data tentang tingkat
kemampuan siswa, bakat dan minat yang mereka miliki.
v Untuk mengetahui latar belakang siswa tertentu
yang memerlukan bantuan khusus karena mengalami kesulitan belajar. (uzer Usman
dan Seiiawati, 1993: 137)
Berikut juga dikatakan evaluasi dalam bidang pendidikan
dan pengajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) untuk mengetahui kesiapan anak dalam rangka
menempuh suatu pendidikan tertentu.
b) Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang
dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan.
c) Untuk mengetahui apakah suatu mata
pelajaran yang diajarkan dapat dilanjutkan dengan materi yang baru ataukah
mengurangi kembali yang telah lampau.
d) Untuk
mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis
pendidikan atau jabatan yang cocok untuk anak tersebut.
e) Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi
dalam menentukan apakah seorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi
atau harus mengulang di kelas semula,
f) Untuk membandingkan apakah prestasi yang
dicapai anak-anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
g) Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah
cukup matang untuk dilepas kedalam masyarakat atau untuk melanjutkan kelembaga
pendidikan yang lebih tinggi.
h) Untuk mengadakan seleksi dan mengetahui
tarap efesiensi metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. (nurkancank,
sunartana, 1986: 127)
Fungsi evaluasi adalah membantu anak
didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar,
serta memberi bantuan kepadanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat
sebagaimana mestinya. Di samping itu fungsi evaluasi juga dapat membantu
seorang pendidik dalam mempertimbangkan adeqvate (baik tidaknya) metode
mengajar, serta membantu mempertimbangkan administrasinya.
Evaluasi merupakan penilaian tentang
suatu aspek yang dihubungkan dengan situasi aspek lainnya, sehingga diperoleh
gambaran yang menyeluruh jika ditinjau dari beberapa segi. Oleh karena itu
dalam melaksanakan evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara lain :
1.
Prinsip Kesinambungan (kontinuitas)
Dalam ajaran Islam, sangat
memperhatikan prinsip kontinuitas, karena dengan berpegang pada prinsip ini,
keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil (Q.S. 46 :
13-14).
2.
Prinsip Menyeluruh (komprehensif)
Prinsip yang melihat semua aspek,
meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman ketulusan, kerajinan, sikap
kerjasama, tanggung jawab (Q.S. 99 : 7-8).
3.
Prinsip Objektivitas
Dalam mengevaluasi berdasarkan
kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaharui oleh hal-hal yang bersifat
emosional dan irasional.
Tujuan dan fungsi evaluasi tidak
hanya ditekankan pada aspek kognitif akan tetapi meliputi ketiga ranah tersebut
(kognitif, afektif dan psikomotorik). Yang mempunyai tiga prinsip yaitu prinsip
keseimbangan, menyeluruh dan obyektif. Dalam kegiatan evaluasi tersebut sistem
yang dipakai yaitu mengacu pada al-Qur’an yang penjabarannya dituangkan dalam
as-Sunnah.
Dari pendapat tersebut dapat
dijelaskan, fungsi pokok evaluasi adalah untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan anak didik setelah mengalami atau melakukan kegiatan pembelajaran
selama jangka waktu tertentu. Mengetahui kekurangan siswa sehingga dapat
diusahakan mencari jalan perbaikan dan yang terakhir mengetahui keberhasilan
program pembelajaran atau rencana pembelajaran yang telah disusun.
Disisi lain data yang diperoleh dari
hasil evaluasi digunakan untuk perlengkapan bimbingan, membuat diagnose
mengenai kelemahan-kelemahan dan kekuatan pada hal-hal yang memerlukan remidi.
Menyediakan dasar yang diperlukan untuk perbaikan kurikulum dan mengintroduksi
pengalaman-pengalaman untuk mendapatkan kebutuhan individu atau kelompok siswa.
Evalusi
memungkinkan kita untuk:
a) Mengukur kompetensi kapabilitas siswa,
apakah mereka telah merealisasikan tujuan yang telah ditentukan.
b) Menentukan tujuan mana telah
merealisasikan, sehingga tindakan perbaikan yang cocok dapat diadakan.
c) Menetukan rangking siswa, Dalam hal
kesuksesan mereka mencpai tujuan yang telah disepakati.
d) Memberi informasi kepada guru tentang cocok
atau tidaknya strategi mengajar yang digunakan, supaya kelebihan dan kekurangan
strategi itu dapat diperbaiki.Merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana
pelajaran, dan menentukan apakah sumber belajar tambahan perlu digunakan. (Ivor
K Devis, Pengelolaan Belajar, 1994: 294)
Apabila dikaitkan dengan proses
pembelajaran, hasil penilaian berfungsi sebagai Acuan penentuan kenaikan kelas
dan kelulusan, atas seleksi, alat penempatan dan alat motivasi. (Mappa, 1995: 3
- 4)
Mengacu
pada beberapa pendapat di atas, evaluasi memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a.
Fungsi Formatif
Hasil evaluasi yang digunakan untuk
memperbaiki hasil beiajar dan kegiatan pembelajaran secara terus menerus atau
sebagai umpan balik bagi siswa dan guru, dan mengadakan remedial (perbaikan)
program bagi murid.
Evaluasi formatif adalah evaluasi
hasil belajar jangka pendek, yaitu evaluasi hasil be!ajar pada akhir setiap
satuan pelajaran.
b.
Fungsi Sumatif
Untuk menentukan anak kemajuan/hasil
belajar masing-masing murid yang antara lain untuk pemberian laporan kepada
orang tua, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya murid.
Dengan demikian evaluasi sumatif
adalah evaluasi hasil belajar jangka panjang, yaitu evaluasi hasil belajar pada
akhir catur wulan, akhir tahun ajaran dari keseluruhan program.
c.
Fungsi Penempatan
Memberikan pengetahuan kepada guru
sebagai avaluator untuk mengelompokkan siswa berdasarkan kriteria tertentu
misalnya guru melakukan evaluasi terhadap kemampuan awal siswa pada materi
pelajaran tertentu.
Untuk menempatkan murid dalam
situasi belajar mengajar yang tepat/program pendidikan yang sesuai dengan
tingkat kemampuan (karakteristilc) lain yang dimiliki.
d.
Fungsi Diagnostik
Untuk mengenal latar belakang
(psikologis, phisik dan milieu) murid yang mengalami kesulitan-kesulitan
belajar yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan
kesulitan-kesulitan tesebut membantu memecahkan kesulitan tersebut dilaksanakan
dengan evaluasi diagnostik.
H. Kegunaan Evaluasi
Diantara manfaat atau kegunaan yang
dapat diperoleh dari kegiatan evaluasi dalam lapangan pendidikan adalah:
1.
Terbukanya kemungkinan untuk dapat dihimpun informasi, baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif, tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam
rangka pelaksanaan program pendidikan.
2.
Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevensi antara program
pendidikan yang dirumuskan dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.
terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha-usaha perbaikan,
penyesuaian atau penyempurnaan program pendidikan, yang dipandang lebih efektif
dan efesien, sehingga tujuan yang dicita-citakan dapat dicapai dengan tujuan
yang sebaik-baiknya.
4.
Bagi guru mengetahui kemajuan belajar siswanya, mengetahui status siswa di
dalam kelasnya, mengetahui kekurangan proses belajarnya, memperbaiki proses
belajar mengajarnya, dan menentukan keberhasilan siswanya.
5.
Bagi sekolah, evaluasi berfungsi untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan,
mengetahui kemajuan dan kemunduran seko!ah, membuat keputusan pada siswa, dan
mengadakan perbaikan kurikulum.
6.
Sedangkan bagi orang tua, evaluasi berfungsi untuk mengetahui hasil be!ajar
anaknya, meningkatkan pemantauan dan bimbingan belajar, dan mengarahkan
pendidikan jurusan atau sekolah lanjutannya.
7.
Bagi masyarakat, evaluasi berfungsi untuk mengadakan kritik dan saran perbaikan
kurikulum serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan
usaha-usaha sekolah.
Dalam dunia pendidikan, khususnya
dunia persekolahan, penilaian (evaluasi) mempunyai makna ditinjau dari berbagai
segi.
a.
Makna bagi siswa
Dengan
diadakannya penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauhmana telah berhasil
mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru, memuaskan atau tidak memuaskan.
b.Makna
bagi guru
1).
Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa-siswa
mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai
bahan, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai bahan.
2).
Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa
sehingga untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan datangtidak perlu
diadakan perubahan.
3).
Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum.
c.
Makna bagi sekolah
1).
Dengan kegiatan penilaian yang dilakukan guru dapat diketahui pula apakah
kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau
belum.
2).
Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat
merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan
dating.
3).
Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat digunakan
sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi
standar atau belum.[22]
I. Tujuan Evaluasi
Pendidikan Islam
Tujuan pokok evaluasi pembelajaran
adalah untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan. Indikator keefektifan itu dapai dilihat dari perubahan tingkah
laku yang terjadi pada peserta didik. Perubahan tingkah laku yang terjadi itu
dibandingkan dengan perubahan tingkah laku yang diha.rapkan sesuai dengan
tujuan dan isi program pembelajaran. oleh karena iiu, instrumen evaluasi harus
dikembangkan bertitik tolak kepada tujuan dan isi program, sehinyya bentuk dan
format tes yang dikembangkan sesuai dengan tujuan dan karakteristik bahan ajar
serfa propesinya sesuai dengan kekuatan dan kedalaman materi pelajaran yang diberikan.
Hasil evaluasi informasi yang diperoleh betul-betul akurat mencerminkan keadaan
siswa secara objektif.
Informasi yang objektif dapat
dijadikan bahan masukan untuk perbaikan proses dan program selanjutnya.
Evaluasi dalam pembelajaran tidak semata-mata untuk menentukan ratting siswa
melainkan juga harus dijadikan sebagai tekhnik atau cara pendidikan.
Sebagai tekhnik aiau alat pendidikan
evaluasi pembelajaran harus dikembangkan secara terencana dan terintegraiif
dalam program pembelajaran, dilakukan secara kontinu, mengandung unsur
paedagogis, dan dapat. lebih mendorong siswa aktif belajar.
Selanjutnya dijelaskan, tujuan
penilaian menurut Sudjana terpisah denyan fungsi penilaian. Sebagairnana
dikatakan, tujuan penilaian adalah untuk:
a) Mendeskripsikan kecakapan belajar para
siswa, sehinyga dapai dipahami kurangan dalarn berbagai bidang studi. Dengan
cara ini pula, dapat diketahui posisi seorang siswa di antara siswa-siswa yang
lain.
b) Mengetahui keberhasilan pendidikan dan
pengajaran di sekolah, yaitu seberapa jauh keefektifanya mengubah perilaku
siswa ke arah tujuan insiruksional yang telah ditentukan.
c) Menenfukan tindak lanjut hasil petrilaian,
yakni melakr:kan parbaikan clan penyempurnaan dalam aroses belajar rnengajar.
d) Memberikan pertanggung-jawaban dari pihak
sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, masyarakat,
dan pihak orang tua.
Dalam mempertanggung-jawabkan
hasil-hasil yang telah dicapainya, sekolah melaporkan berbagai kelebihan dan
keterbatasan sistim pendidikan dan pengajaran yang diterapkan. Laporan kepada
pemerintah (Depdiknas) dilaksanakan oleh pefugas khusus, sedangkan laporan
kepada masyarakat dan orang tua di sarnpaikan lewat raport pada setiap akhir
program, semester, atau catur wulan. (Sudjana, 1989: 3)
Sebagai contoh sebuah panitia
seleksi bertujuan urrtuk mengetahui kemampuan, keterampilan, dan sikap yang ada
pada calon-calon untuk jenis pendidikan tertentu. Seorang guru yang mengajar mata
pelajaran tertentu.
Mata pelajaran tertentu mengadakan
evaluasi rnemiliki tujuan untuk mengetahui apakah materi pelajaran yang
disampaikan kepada siswa sudah dikuasai aiau belum. Menurut Thorndike dan Hagen
yang dikutip oleh Chabib Thoha merinci tujuan evaluasi didasarkan pada delapan
bidang, yakni:
a) Dalam bidang pengajaran, evaluasi bertujuan
menetapkan kompetensi isi pengajaran spesifik yang dimiliki oleh peserta didik
dan memperbaiki proses mengajar.
b) Dalam bidang hasil belajar, evaluasi
bertujuan untuk mengetahui parbedaan kemampuan peserta didik, dan mengukur
keberhasilan mereka secara individu maupun kelompok.
c) dalam bidang diagnosiik, evaluasi melakukan
diagnoslik terhadap kesulitan belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai
upaya mengadakan perbaikan terhadap cara belajar yang ada.
d) dalam bidang penempalan, evaluasi
dilaksanakan untuk memperoleh informasi tentang potensi peserta didik sehingga
penempatannya disesuaikan dengan bakat dan minatnya.
e) Evaluasi dapai dipakai sebagai alat dalam
mengadakan seleksi terhadap penerimaan.
f) Evaluasi bertujuan untuk rnelakukan
penilaian total terhadap pelaksanaan kurikulum pada suatu tembaga pendidikan
sehingga faktor penghambat dan pendukung terhadap pelaksanaan kurikutum.
(Chabib Thoha, Tekhnik Evaluasi Pendidikan, Jakarta, 1991: 8 - 9)
Dalam pendidikan Islam, tujuan
evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotor)
ketimbang asfek kogritif. Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik yang secara besarnya meliputi empat hal, yaitu :
a) Sikap dan pengalaman terhadap hubungan
pribadinya dengan Tuhannya.
b) Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan
dirinya dengan masyarakat.
c) Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan
kehidupannya dengan alam sekitarnya.
d) Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri
selaku hamba Allah, anggota masyarakat, serta khalifah Allah SWT.
Berdasarkan keempat dasar tersebut di atas, dapat
dijabarkan dalam beberapa klasifikasi kemampuan teknis, yaitu :
1. Sejauh mana loyalitas dan pengabdiannya
kepada Allah dengan indikasi-indikasi lahiriah berupa tingkah laku yang
mencerminkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
2. Sejauh mana peserta didik dapat menerapkan
nilai-nilai agamanya da kegiatan hidup bermasyarakt, seperti ahlak yang mulia
dan disiplin.
3. Bagaimana peserta didik berusaha mengelola
dan memelihara, serta menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya, apakah ia
merusak ataukah memberi makna bagi kehidupannya dan masyarakat dimana ia
berada.
4. Bagaimana dan sejauh mana ia memandang diri
sendiri sebagai hamba Allah dalam menghadapi kenyataan masyarakat yang beraneka
ragam budaya, suku dan agama.
BAB III
KESIMPULAN
Evaluasi pada hakikatnya adalah
upaya untuk mencari informasi apakah proses, tujuan, kebijakan, atau kondisi yang
diinginkan telah dicapai. Untuk mengetahui ini perlu ditentukan apa
sesungguhnya sasaran yang dievaluasi, beserta domain, dimensi serta
indikator-indikatornya. Lalu bagaimana teknik yang valid dan reliable untuk
bisa digunakan menggali informasi.
Pendidikan Islam merupakan sistem
yang memiliki beberapa karakteristik berbeda dengan pendidikan pada umumnya,
terutama karena agama (Islam) tidak sekedar menjadi mata pelajaran, tetapi
paradigma yang melandasi dasar dan tujuannya. Oleh karena itu harus mengembangkan
sendiri evaluasi yang sesuai dengan karakternya sendiri. Model, teknik dan
instrumen evaluasi yang tidak tepat akan melahirkan informasi dan keputusan
yang tidak tepat juga, sehingga tidak akan memberikan informasi yang tepat
terhadap pencapaian tujuan-tujuan Pendidikan Islam yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009
Hamalik ,Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002
Majid ,Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2008
Hamalik ,Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002
Majid ,Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2008
Nurmawati dan Hendri Fauza,
Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam, Medan: Fakultas Tarbiyah IAIN-SU, 2005
Ramayulis, Ilmu Pendidikan islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008
Ramayulis, Ilmu Pendidikan islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008
Sudion, Anas, Pengantar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: PT. Grapindo Persada, 2005.
Undang-Undang SISDIKNAS, Bandung:
Fokusmedia, 2009.
Wojowasito.s, w dan Tito Wasito, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, Jakarta: Hasta,1980
Wojowasito.s, w dan Tito Wasito, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, Jakarta: Hasta,1980
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi
Pendidikan, Raja Grafindo: Jakarta, 2006
A. Janan
Asifuddin, Mengungkit Pilar-pilar Pendidikan, Tinjauan Filosofis, Yogjakarta:
Suka-Press, 2009
Roland Robertson, Sociology of Religion Selected
Reading, New York: Penguin Book, 1978
Jamaludin Ancok, Psikologi Islami, Yogjakarta:
Pustaka Pelajar, 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar