hujan salju

Jumat, 18 Mei 2012

STRATIFKASI SOSIAL DALAM PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Suatu sistem stratifikasi dinamakan tertutup manakala setiap anggota masyarakat tetap pada status yang sama dengan orang tuanya, sedangkan dinamakan terbuka karena setiap anggota masyarakat menduduki status berbeda dengan orang tuanya, bisa lebih tinggi atau lebih rendah. Mobilitas Sosial yang disebut tadi berarti perpindahan status dalam stratifikasi sosial. Banyak sebab yang dapat memungkinkan individu atau kelompok berpindah status, pendidikan dan pekerjaan misalnya adalah salah satu faktor yang mungkin dapat meyebabkan perpindahan status ini. Masih banyak sebab-sebab lain dalam mobilitas sosial ini, namun yang menjadi pertanyaan saya adalah kondisi dan atas dasar apa individu maupun kelompok melakukan perpindahan status ini? Tetapi biarlah pertanyaan ini tetap menjadi pertanyaan.
Stratifikasi sosial digunakan untuk menunjukan ketidaksamaan dalam masyarakat manusia. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa banyak dimensi dalam stratifikasi sosial akan tetapi tidak semua dimensi akan ditulis dalam makalah ini mengingat keterbatasan pengetahuan saya soal hal ini. Namun beberapa stratifikasi yang menurut saya penting akan saya tuliskan. Pertama, perbudakan seperti yang kita tahu pada sistem seperti ini masyarakat di bagi menjadi dua pemilik budak dan budak. Dimana seseorang atau kelompok orang dimiliki sebagai hak milik seseorang. Namun hal ini sudah lama tidak berlaku lagi saat ini. Salah satu penyebab adanyanya budak adalah perang. Dimana pihak yang kalah kemudian dijadikan tawanan kerja paksa.. Kedua, kasta hal ini berhubungan dengan kepercayaan bangsa India dimana mereka percaya terhadap reinkarnasi bahwa manusia akan dilahirkan kembali, dan setiap orang wajib menjalani hidupnya sesuai dengan kastanya, dan bagi mereka yang tidak menjalankan kewajiban sesuai kastanya maka dalam kehidupan mendatang akan dilahirkan kembali didalam kasta yang lebih rendah. Setiap orang dalam sistem kasta ini mendapatkan tingkatan kastanya berdasarkan kasta keluarga mereka. Namun yang masih belum jelas disini adalah atas dasar apa dan darimana keluarga mereka mendapatkan kedudukan dalam kasta tersebut? Ketiga, Estates hal ini erat hubungannya dengan sistem Feodal dimana kedudukan seseorang dinilai dari seberapa banyak dia memiliki tanah. Tanah ini merupakan hadiah atau penghargaan untuk para raja-raja bangsawaan atas dukungannya terhadap raja. Keempat, kelas ialah pembagian masyarakat atas dasar kemampuan ekonomi yang tercermin dalam gaya hidupnya.
2.      Rumusan Masalah
                  Dalam makalah ini, akan dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
a)      Apa pengertian dari stratifikasi sosial?
b)      Sifat straifikasi Sosial?
c)      Bagaimana stratifikasi sosial pada masyarakat kuno?
d)     Bagaimana stratifikasi sosial pada masyarakat modern?
e)      Apa dampak dari adanya stratifikasi sosial?
  1. Tujuan
  1. Mengetahui pengertian dari stratifikasi sosial.
  2. Mengetahui Stratifikasi tertutup dan terbuka
  3. Mengetahui stratifikasi sosial yang terjad pada masyarakat kuno.
  4. Mengetahui stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat modern.
  5. Mengetahui dampak dari stratifikasi social.
BAB II
PEMBAHASAN
STRATIFKASI SOSIAL DALAM PENDIDIKAN
  1. Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.  Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki.
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal), yakni pemisahan kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-tingkat kelas pada masyarakat yang di wujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Stratifikasi sosial (Pelapisan sosial) sudah mulai dikenal sejak manusia menjalin kehidupan bersama. Terbentuknya pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu dengan yang lain secara teratur dan tersusun, baik secara perorangan maupun kelompok. Pada masyarakat yang taraf kebudayaannya masih sederhana, maka pelapisan yang terbentuk masih sedikit dan terbatas, sedangkan masyarakat modern memiliki pelapisan sosial yang kompleks dan tajam perbedaannya.
Stratifikasi sosial akan membedakan warga masyarakat menurut kekuasaan dan pemilikan materi. Kriteria ekonomi selalu berkaitan dengan aktivitas pekerjaan,
kepemilikan kekayaan, atau kedua-duanya. Dengan begitu, pendapatan, kekayaan, dan
pekerjaan akan membagi anggota masyarakat ke dalam beberapa stratifikasi atau kelas
ekonomi.
Dalam stratifikasi sosial terdapat tiga kelas sosial, yaitu : Masyarakat yang terdiri dari
kelas atas (upper class), Masyarakat yang terdiri kelas menengah (middle class) dan kelas
bawah (lower class). Orang-orang yang berada pada kelas bawah (lower) biasanya lebih
banyak (mayoritas) daripada di kelas menengah (middle) apalagi pada kelas atas (upper).
Semakin keatas semakin sedikit jumlah orang yang berada pada posisi kelas atas (upper
class).

2.      Hubungan antara Pendidikan dengan Stratifikasi Sosial


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A.Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.

Dasar-dasar pembentukan pelapisan social dan  ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut :
v  Ukuran kekayaan, seseorang yang memiliki kekayaan paling banyak, ia akan
menempati pelapisan di atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dari bentuk
rumah, mobil pribadinya, cara berpakaian serta jenis bahan yang dipakai, kebiasaan atau cara berbelanja dan seterusnya.
v  Ukuran kekuasaan, seseorang yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar akan menempati pelapisan yang tinggi dalam pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
v  Ukuran kehormatan, orang yang disegani dan dihormati akan mendapat tempat atas
dalam sistem pelapisan sosial. Ukuran semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat yang masih tradisional. Misalnya, orangtua atau orang yang dianggap berjasa dalam masyarakat atau kelompoknya. Ukuran kehormatan biasanya lepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan.
v  Ukuran ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan digunakan sebagai salah satu faktor atau
dasar pembentukan pelapisan sosial didalam masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan.

3.      Pengaruh Stratifikasi Sosial Dalam Pendidikan

a.       LapisanMasyarakat
Dalam masyarakat manapun bisa kita temui berbagai golongan masyarakat yang pada praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan golongan yang lain. Adanya golongan yang berlapis-lapis ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial baik itu secara ketat ataupun lebih bersifat terbuka. Masyarakat yang menganut pelapisan sosial secara ketat tidak memungkinkan adanya kenaikan tingkat bagi para warganya secara mudah. Sebaliknya, dalam masyarakat yang menganut pelapisan sosial yang bersifat terbuka warga yang bersangkutan bisa dengan leluasa naik atau bahkan turun dari tingkat satu ke tingkat lainnya atas dasar faktor-faktor tertentu. Nasution (1999) menyebutkan ada tiga metode yang bisa digunakan untuk menentukan stratifikasi sosial dalam masyarakat yakni metode objektif, metode subjektif dan metode reputasi.
  1. Metode Objektif
Berdasar metode ini stratifikasi sosial ditentukan dengan menggunakan penilaian objektif antara lain terhadap jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan dan jenis pekerjaan. Pada dasarnya kelas sosial merupakan “suatu cara hidup”. Diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut cara hidup orang berkelas atas. Meskipun demikian jumlah uang sebanyak apapun tidak menjamin segera mendapatkan status kelas sosial atas.
Jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosial. Pendidikan bukan hanya sekadar memberim keterampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan dan lain-lain. Pekerjaan merupakan aspek kelas sosial yang penting karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan.
  1. Metode Subjektif
Dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat itu. Kebanyakan ahli sosiologi berpandangan bahwa kelas sosial adalah suatu kenyataan, meskipun orang tidak sepenuhnya menyadari hal itu. Jika demikian, apakah keanggotaan kelas sosial seseorang
ditentukan oleh perasaannya sendiri bahwa ia termasuk dalam kelas sosial tertentu. Ataukah ditentukan oleh pendapatan, pendidikan dan pekerjaan yang sebagian besar menentukannya, karena ketiga faktor itulah yang menentukan sebagian besar cara hidup seseorang.
  1. Metode Reputasi
Dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifikasi masyarakat itu. Orang diberi kesempatan untuk memilih golongan-golongan masyarakat yang telah teridentifikasi dalam suatu masyarakat.
b.      Kesadaran Kelas
Kesadaran kelas merupakan salah satu bentuk kesadaran sosial, suatu kesadaran diri dalam kaitannya dengan tingkatan sosial seseorang. Dalam masyarakat berkelas, sehubungan dengan pemilikan dan pencabutan hak, setiap pribadi termasuk ke dalam kelas sosial tertentu. Pengenalan akan situasi dan tanggung jawab kelas seseorang disebut sebagai “kesadaran kelas”.

Pada umumnya di negara demokrasi orang sukar menerima adanya golongan-golongan sosial masyarakat. Menurut undang-undang semua warga negara sama, hak dan kewajiban sama perlakuan di hadapan undang-undang .
Dalam keyataannya tidak dapat disangkal adanya perbedaan status sosial, baik yang nampak atau yang tersembunyi. Biasanya tergambar dalam penyikapan orang miskin kepada orang kaya, pegawai rendah kepada pegawai atas (atasannya) dan penyikapan terhadap simbol-simbol kekayaan.

Pendidikan bertujuan untuk membekali setiap anak didik agar dapat maju dan merubah taraf dalam hidupnya untuk mencapai tingkat setinggi-tingginya. Akan tetapi sekolah sendiri tidak mampu meniadakan batas-batas tingkatan atau lapisan sosial itu, karena masih banyak yang memeliharanya atau bahkan mempertajamnya. Di mata Weber ada dua tipe manusia yang ada di sekolah. Pertama, adalah mereka yang disebut dengan “insider”, yaitu mereka yang memiliki status budaya yang diperoleh dari tata nilai dan berbagai proses pengalaman di sekolah itu sendiri. Kedua, adalah mereka yang disebut dengan “outsider”, yaitu mereka yang memiliki banyak kendala untuk bisa menjadi manusia berhasil di sekolah .

Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari realitas sosial dan jika demikian keadaanya, maka timbulah pertanyaan: “apakah lembaga sekolah harus mempertimbangkan perbedaan  itu dalam kurikulumnya?”. Artinya, memberikan pendidikan bagi setiap golongan masyarakat sesuai dengan status sosial dan kebutuhan masing-masing golongannya. Maka dengan spontanitas kita akan keberatan menerima itu, karena kita berfikir pendidikan itu harus demokratis dan meniadakan diskriminasi dalam pembelajaran, meskipun disana sini masih kental praktek stratifikasi dalam dunia pendidikan.
Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan atau pendidikan, orang yang memiliki keahlian atau profesionalitas akan mendapatkan penghargaan yang lebih besar dibanding orang yang tidak memiliki keahlian dan berpendidikan rendah ataupun buta huruf. Mereka yang termasuk golongan ini adalah para peneliti, cendekiawan atau dosen, dokter, hakim, para atlet dan sebagainya.
 Menurut Robert MZ. Lawang.[1] Pelapisan sosilal merupakan penggolongan orang –orang dalam suatu sistam sosial tertentu secara hierarki menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise. Jadi stratifikasi sosial adalah perbedaan yang terjadi baik disengaja atau tidak dalam masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial terjadi karena ada sesuatu yang dihargai dalam masyarakat, misalnya: harta, kekayaan, ilmu pengetahuan, kesalehan, keturunan dan lain sebagainya. Stratifikasi sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai.[2]
Stratifikasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota masyarakat akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri yang mereka miliki. Kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karen adanya perbedaan kedudukan tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas tersebut masing-masing, sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain. [3] Adapun stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan modern berbeda karena kriteria sesuatu yang dihargai juga berbeda

  1. Sifat Stratifikasi Sosial
v  Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi jenis ini ditandai dengan sulitnya anggota dari setiap strata untuk naik ke strata lebih tinggi, contoh kasta.
v  Statifikasi Sosial Terbuka
            Statifikasi sosial terbuka. Kemungkinan untuk masuk ke strata yang lebih tinggi besar.
v  Statifikasi Sosial Campuran
            Statifikasi sosial campuran. Percampuran antara kedua jenis stratifikasi, biasanya dialami oleh orang yang bermigrasi ke tempat dari stratifikasi sosial tertutup ke stratifikasi sosial terbuka.
  1. Stratifikasi Sosial Pada Masyarakat Kuno
Masyarakat kuno sering disamakan dengan masyarakat pra-industri yang dalam hal ini dilekatkan dengan masyarakat pedesaan. Menurut Riedfeld (dalam Sosiologi 2 untuk SMU), masyarakat kuno (pra-industri) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Agak rendah pengetahuan dan teknologinya
  2. Komunitasnya kecil
  3. Belum benyak mengenal pembagian kerja dan spesialisasi
  4. Masih tidak banyak diferensiasi social
  5. Tidak banyak heterogenitas
  6. Adanya ciri-ciri orde moral, yaitu sebuah prinsip yang mengikat mekanisme masyarakat
  1. Stratifikasi Sosial Pada Masyarakat Modern
Masyarakat modern sering disebut dengan masyarakat industri yang juga sering dilekatkan dengan masyarakat kota. Adapun ciri-ciri masyarakat modern adalah sebagai berikut:
    1. Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi
    2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dan suasana saling mempengaruhi, kecuali penjelasan penemuan rahasia
    3. Kepercayaan pada manfaat IPTEK sebagai sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan masyarakat
    4. Masyarakat tergolong pada macam-macam profesi serta keahlian masing masing tingkat pendidikan formal yang tinggi dan merata.
    5. Hukum tertulis secara sangat kompleks
    6. Hampir seluruh ekonomi adalah ekomomi pasar ( Selo Soemardjan dalam Sosiologi 2 untuk SMU)

  1. Dampak Stratifikasi Sosial pada Kehidupan Masyarakat
            Pengaruh atau dampak stratifikasi sosial pada kehidupan masyarakat sangat besar dan berpengaruh. Karena dengan kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan apa yang mereka butuhkan. Stratifikasi sosial dalam masyarakat digambarkan mengerucut atau seperti piramida, hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial, semakin sedikit pula jumlah yang menempatinya.
    1. Adapun dampak stratifikasi sosial pada dalam kehidupan masyarakat adalah:
      Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese, dan  prestise yang bebeda pula, dalam artian akan menciptakan sebuah perbedaan status sosial.
    2. Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontravensi, maupun konflik.
    3. Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi tertentu.
    4. Kejahatan tersebut dapat berupa alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja dan lain sebagainya
    5. Konsentrasi elite status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan tertentu,
    6. misalnya kolusi.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan bab II dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat dalam kelas-kelas secara bertingkat Stratifikasi sosial ada karena terdapat sesuatu yang dihargai. Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan masyarakat modern berbeda karena perbedaan kriteria sosial yang digunakan. Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno didasarkan atas Stratifikasi sosial pada masyarakat modern didasarkan atas. Dampak dari stratifikasi sosial sangat besar karena pada kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan kebutuhan yang mereka butuhkan.

Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

DAFTAR PUSTAKA

Maftuh, bunyamin dan yadi ruyadi. 1996. Sosiologi 2 untuk SMU. Bandung: Ganeca Exact.
Http:// sosionamche. Blogspot. Com.
Http:// zuryawanisvandiar. Blogspot. Com.































[1] Http:// sosionamche. Blogspot. Com)  
[2]  (Prof. Selo Sormardjan dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com).

[3] (Hasan Sadili, dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar